jurnalindo.com – Salah satu sifat buruk manusia adalah mengabaikan larangan tergesa-gesa. Ketika menghendaki sesuatu, cenderung terburu-buru untuk menggapainya. Padahal, hal yang didapatkan dengan buru-buru terkadang hasilnya tidak jauh lebih baik daripada sesuatu yang datang setelah bersabar.
Terkait sifat tergesa-gesa, ternyata Allah SWT telah menuliskannya dalam al-Qur’an Surat Al-Anbiya ayat 37 yang artinya: “Manusia diciptakan (bersifat) tergesa-gesa”.
Menurut Syekh Wahbah Zuhaili, ayat ini merupakan penjelasan orang-orang mukmin yang menginginkan azab secepatnya kepada orang-orang kafir. Atas keinginan tersebut, Allah menjawabnya dalam ayat tadi.
Dalam redaksi lain, sebuah hadits riwayat Al-Baihaqi kembali diperjelas kenapa Allah melarang orang-orang mukmin untuk bertindak dan berbuat tergesa-gesa. “Sikap pelan-pelan itu dari Allah, dan sikap tergesa-gesa itu dari setan.” (HR. Al-Baihaqi).
Imam Syaukani salah seorang pengarang kitab tafsir ternama, Fathul Qadir menjelaskan pandangannya terhadap hadits ini. Beliau mengatakan bahwa maksud tergesa-gesa dalam potongan hadits tersebut adalah kebiasaan setan untuk menggoda manusia supaya bertindak tergesa-gesa dalam suatu perkara.
Larangan tergesa-gesa kepada orang-orang mukmin sesungguhnya bentuk kecintaan Allah SWT kepada kita semua. Karena sesuatu yang tergesa-gesa itu biasanya menimbulkan dampak yang tidak baik.
Contoh sederhananya adalah berita hoax yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Hoax adalah contoh daripada perbuatan yang buru-buru. Sibuk membagikan dan menyebar luaskan berita tanpa tahu kebenarannya terlebih dahulu.
Buruknya berita hoax bisa kita jadikan pelajaran bahwa sesuatu yang buru-buru itu tidak baik, bahkan berpotensi mencelakan umat. Dibalik larangan buru-buru, ternyata ada 5 perkara yang Allah izinkan bahkan anjurkan untuk disegerakan.
Kira-kira, apa saja 5 perkara tersebut, dan mengapa ia tidak boleh tertunda pelaksanaannya? Mari kita simak penjelasan berikut ini!
5 Perkara yang Terbebas dari Larangan Tergesa-Gesa
Terkait larangan tergesa-gesa, jelas sudah larangan ini datang dari Allah sebab setan itu senang dengan perbuatan yang buru-buru. Bisikan setan adalah pemicu manusia bersifat gegabah dan bertindak tanpa berpikir panjang terlebih dahulu.
Sesuatu yang buru-buru, biasanya tidak berakhir baik. Ada masalah baru yang muncul, bahkan parahnya lagi berpotensi mencelakakan orang lain. Dari banyak hal yang tidak boleh dikerjakan buru-buru, ternyata ada 5 perkara yang harus dikerjakan buru-buru atau secepatnya. Lantas apa sajakah perkara tersebut? Berikut daftar jelasnya.
1. Menyuguhkan Hidangan Kepada Tamu
Perkara pertama yang harus kita kerjakan buru-buru adalah menyiapkan hidangan kepada tamu. Ini merupakan salah satu adab dalam menerima tamu yang datang berkunjung ke rumah kita.
Ajaran untuk menghormati dan memuliakan tamu ini datangnya dari Rasulullah SAW. Dalam sebuah kitab tafsir Al-Azhar, Buya Hamka menyitir salah satu kisah milih sahabat Nabi, Abu Thalhah. Beliau merupakan sahabat yang rela menahan lapar demi menyuguhkan hidangan kepada tamunya.
Ini merupakan bukti atau contoh nyata bagi kita semua, bahwa Islam sungguh-sungguh agama yang mengajarkan bagaimana cara kita menghormati dan memperhatikan tamu. Menyegerakan suguhan atau hidangan untuk tamu adalah akhlak umat islam.
2. Menyelenggarakan Jenazah
Hukum menyelenggarakan jenazah adalah fardhu kifayah. Artinya, ini wajib bagi semua orang, namun kewajiban itu akan gugur apabila sudah ada yang mengerjakannya. Selain fardhu kifayah, mengurus jenazah itu juga harus segera.
Dalam artian, tidak boleh menundanya dengan alasan yang tidak masuk akal. Menunda dengan sengaja dan waktu yang terlalu panjang merupakan tindakan menyimpang dari tuntutan sunnah.
Apabila ada kerabat atau tetangga yang berpulang, maka segeralah untuk menyelenggarakan jenazahnya. Mulai dari memandikan, mengkafani, menyalatkan sampai dengan menguburkannya. Ini adalah contoh perkara yang juga terbebas dari larangan tergesa-gesa.
3. Menikahkan Gadis yang Sudah Bertemu Jodohnya
Hukum menikah itu adalah mubah atau boleh. Namun, hukumnya berubah sesuai dengan keadaan yang menyertainya. Apabila seorang gadis atau anak perempuan sudah cukup umurnya, juga telah menemukan pasangan maka menikahkannya adalah kewajiban bagi setiap orang tua.
Menunda pernikahan ini adalah tindakan yang tidak dibenarkan. Karena dengan terjadinya pernikahan, maka kita telah menyelamatkan anak-anak dari sesuatu yang buruk.
4. Melunasi Hutang yang Jatuh Tempo
Perkara lain yang bebas dari larangan tergesa-gesa adalah melunasi hutang yang sudah jatuh tempo. Salah satu contoh buruknya kebiasaan menunda adalah membayar hutang. Hutang yang tidak dibayar tepat waktu pasti menimbulkan masalah baru.
Tak sedikit perselisihan terjadi akibat hutang. Islam sendiri sangat mengecam orang-orang yang senang menunda-nunda melunasi hutang, padahal kondisinya mampu.
5. Bertobat
Adakah manusia yang tahu dengan pasti kapan Allah akan mengambil nyawa dari tubuhnya? Apakah ada dari kita yang bisa menerka kapan kesempatan untuk bernafas Allah ambil dari tubuh masing-masing?
Sungguh, perkara kematian itu ada pada Allah SWT. Tidak ada satupun yang tahu kapan pastinya kematian datang. Makanya kita tidak boleh menunda-nunda bertobat kepada Allah SWT.
Mereka yang meninggal dalam keadaan belum bertobat akan menjadi penyesalan yang tidak dapat teratasi. Sebagai manusia, jelas sudah kita berlumur dosa, penuh akan maksiat dan perbuatan menyimpang dari ajaran al-Quran.
Namun, dosa bukan menjadi alasan untuk tidak berubah. Meskipun berlumur dosa, selama ada niat dan keinginan ikhlas untuk berubah dan bertobat, sungguh Allah akan selalu memberi kesempatan.
Jadi, sudah jelas kan apa saja perkara yang bebas dari larangan tergesa-gesa? Sekarang, mari kita bahas sedikit 5 perkara lain yang Allah larang untuk dilakukan tergesa-gesa. Apa saja perkara tersebut? Mari kita simak!
Perkara yang Tidak Boleh Dilakukan Tergesa-Gesa
Sebelumnya sudah kita bahas 5 perkara yang harus tergesa-gesa, kini mari kita bahas kebalikannya. Berikut adalah beberapa contoh perkara yang tidak boleh dikerjakan dengan terburu-buru.
1. Memberi Kepercayaan Kepada Orang Lain
Hampir dari kita semua tentu tau dan paham betul bahwa manusia adalah makhluk yang tidak tertebak. Tidak mudah bagi kita memberikan kepercayaan kepada orang lain, karena setiap orang punya kemungkinan yang sangat besar untuk berkhianat.
Manusia itu bersifat dinamis. Sekarang berkata A, besok mungkin saja ia akan berkata B. Maka dari itu, kita harus betul-betul memahami karakter seseorang sebelum memberikan kepercayaan kepada mereka. Hal ini berlaku dalam hal pekerjaan, ataupun perkara lainnya.
2. Makan dan Minum
Perkara lain yang juga tidak boleh tergesa-gesa adalah makan dan minum. Selain menyalahi adab, perilaku ini ternyata berdampak buruk pada kesehatan. Contoh kecilnya, kita tersedak ketika makan.
Untuk itu, cobalah makan dan minum dengan posisi yang nyaman, tidak terburu-buru. Padatnya aktivitas tidak seharusnya menjadi alasan untuk makan terburu-buru.
Sekarang, sudah jelas kan perkara apa yang tidak boleh tergesa-gesa? Selain daripada menaruh kepercayaan, kemudian makan dan minum, ada banyak perkara lainnya yang tidak boleh tergesa-gesa.
Karena sesungguhnya sifat buru-buru itu datangnya daripada setan, dan Allah membenci perkara tersebut karena berdampak buruk kepada masyarakat luas dan diri sendiri.
Dari 5 perkara yang terbebas dari larangan tergesa-gesa tadi, mari kita amalkan mulai dari sekarang. Segerakan sesuatu yang memang harus selesai segera, lalu tinggalkan sesuatu lainnya yang tidak boleh kita kerjakan terburu-buru.












