Jurnalindo.com, – Ratusan Petani yang tergabung dalam Jaringan Masyarakat Petani Pegunungan Kendeng (JMPPK) Sukolilo memprotes terkait izin berdirinya PT. SMS di Kawasan hutan Pegunungan Kendeng.
Perusahaan tambang tersebut rencananya akan didirikan di wilayah kecamatan Tambakromo tepatnya di Sinomwidodo. Namun anehnya izin berdirinya perusahaan tersebut Anggota Dewan belum mengetahui sama sekali.
“Apakah itu betul atau benar- benar gak ngarti ku juga gak tahu, kami rakyat kecil saja tahu masak Anggota dewan gak tahu kan aneh,”jelas Gunretno Selaku Ketua JMPPK, Jumat (20/09)
Padahal, Dia mengaku saat ini sudah mendapatkan datanya terkait wilayah yang nantinya dijadikan sebagai perusahan tambang.
“Ini juga tidak info lagi karena kami sudah mendapatkan datanya salah satu lahan di daerah Tambakromo tepatnya di Sinomwidodo yang dimohon KTH dan PT.SMS untuk dijadikan lahan tambang.”
Lanjut dia,kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Pati terkait peraturan Tata Ruang tersebut tidak ada perbaikan terhadap petani.
“Maka kami menginginkan kepada Anggota DPR agar perpu tersebut direvisi, Kalau tidak maka kami akan terus berjuang sampai berhasil,”tegasnya.
Menurutnya yang bisa menggarap lahan hutan ialah Kelompok Tani Hutan (KTH) bukan perusahan yang nantinya lahan tersebut akan ditambang dan dieksploitasi.
“Padahal KTH itu untuk digarap bukan di tambang tetapi PT SMS. untuk tapak didirikan pabrik mestinya lahan tersebut akan di eksploitasi,”paparnya.
Menanggapi tuntutan teman JMPPK, Ketua Sementara DPRD Pati , Ali Badruddin mengaku sejauh ini PT. SMS belum ada komunikasi terkait izin berdirinya pabrik tersebut.
“PT SMS kan bagian yang akan berinvestasi menanamkan modal akan mendirikan pabrik di Kabupaten Pati. Sejauh ini kita belum pernah komunikasi dengan PT SMS,”ungkapnya.
Sehingga dia berani menyatakan bahwa tidak akan ada perusahan berdiri di pegunungan kendeng. Namun Ali melihat ada persoalan yang sangat krusial yaitu penambangan liar.
Sehingga pihaknya berharap semua masyarakat khususnya yang tinggal di pegunungan kendeng kelestarian alam harus kita jaga bersama.
“Gunung Kendeng tidak jadi ada pabrik, tetapi ada persoalan lain yang kita pikirkan. Hari ini tidak ada pabrik tapi ada penambangan liar, penebangan hutan juga banyak. Di situ lah kita sama-sama pikirkan memperbaiki alam,”pungkas Ali. (Juru/Jurnal)