Survei Gaya Hidup Sehat di Asia dari Philips ungkap kesenjangan antara pemantauan dan tindakan kesehatan,

- Selasa, 21 Februari 2023 | 14:36 WIB
Survei Gaya Hidup Sehat di Asia dari Philips ungkap kesenjangan antara pemantauan dan tindakan kesehatan, (tangkapan layar )
Survei Gaya Hidup Sehat di Asia dari Philips ungkap kesenjangan antara pemantauan dan tindakan kesehatan, (tangkapan layar )

Jurnalindo.com, Indonesia - Royal Philips (NYSE: PHG, AEX: PHIA), pemimpin global dalam teknologi kesehatan, hari ini merilis rangkaian temuan kedua dari Survei Gaya Hidup Sehat di Asia. Survei yang dilaksanakan oleh Kantar Profiles Network ini diikuti oleh 4.000 orang di Singapura, Indonesia, Korea Selatan, dan Thailand.

survei ini mengungkap adanya kesenjangan antara pemantauan dan tindakan kesehatan di wilayah tersebut: dimana orang yang menggunakan Teknologi kesehatan pribadi untuk melacak kesehatan mereka sekarang lebih banyak dibandingkan sebelum pandemi, namun banyak yang belum aktif mengambil tindakan korektif berdasarkan data kesehatan yang terkumpul.

Teknologi kesehatan pribadi memainkan peran yang lebih besar dalam perawatan diri di Asia saat sudah banyak orang yang mengadopsinya, ini akan menjadi kunci untuk memberdayakan konsumen untuk menggunakan dan memahaminya dengan lebih baik untuk meningkatkan kesehatan preventif pada tahun 2023 dan seterusnya.

Baca Juga: Ada yang baru ni di Fitur status Whatsapp. cobain yuk

Survei ini menemukan bahwa pandemi telah mendorong minat terhadap kesehatan preventif dengan hampir 41% responden di Indonesia kini menggunakan perangkat kesehatan pribadi lebih banyak daripada sebelum pandemi.

Di Indonesia, kesehatan jantung (54%), kesehatan mental (46%), dan kesehatan mulut (42%) adalah beberapa kondisi yang dipantau masyarakat setidaknya setiap bulan. Sejak pandemi, masyarakat di Indonesia lebih banyak melakukan konsultasi web chat dengan dokter serta memantau kesehatan, pola tidur, pola makan, dan nutrisi mereka lebih dari sebelumnya.

Yang paling penting adalah angka rata-rata regional menunjukkan bahwa rekomendasi dokter menjadi pemicu terbesar untuk mulai melakukan tindakan lanjutan dari hasil yang diperoleh dari data kesehatan pribadi (62%).

Demikian pula di Indonesia, 62% orang lebih cenderung menindaklanjuti data tersebut apabila direkomendasikan oleh dokter dan penyedia layanan kesehatan mereka. Namun, hanya 37% orang Indonesia yang membagikan data ini secara teratur dengan dokter atau penyedia layanan kesehatan mereka, dengan kekhawatiran seputar privasi data (41%) yang dikutip oleh responden sebagai alasan paling umum mengapa mereka belum membagikan data sesering atau seluas mungkin.

Sekitar 1 dari 5 responden juga mengaku kewalahan dengan banyaknya data, tidak tahu bagaimana menafsirkan tanggal atau membagikan data yang dikumpulkan dari perangkat kesehatan pribadi mereka dengan dokter mereka.

Baca Juga: Berikut Ulasan Lengkap Mengenai Fitur Oppo A96

“Sungguh menggembirakan melihat begitu banyak orang di Indonesia telah menyadari pentingnya mengelola kesehatan jangka panjang dan menjaga kondisi badannya. Pemantauan adalah langkah pertama yang baik, tetapi untuk melihat manfaat nyata, tindakan korektif terkait kesehatanlah yang harus lebih banyak diambil. Pendidikan menjadi kunci untuk meningkatkan literasi dan penggunaan data. Selain itu, penting untuk memiliki sistem perawatan kesehatan yang memiliki kerangka kerja dan infrastruktur guna menghubungkan tenaga profesional ke data kesehatan pribadi dengan cara yang aman dan terlindungi untuk memastikan rekomendasi kesehatan mendapat manfaat dari data-data tersebut”, kata Pim Preesman, Country Leader Philips Indonesia.

Berdasarkan Laporan Future Health Index terbaru dari Philips, riset global tentang para pemimpin layanan kesehatan di 15 negara di seluruh dunia menunjukkan bahwa sektor kesehatan APAC melihat data dan teknologi prediktif sebagai fondasi penting dari sistem perawatan kesehatan di masa depan.

Keyakinan dalam penggunaan data sangat tinggi, dengan mayoritas pemimpin layanan kesehatan di wilayah tersebut mengatakan bahwa mereka memperoleh masukan yang dapat ditindaklanjuti dari data yang tersedia (85%), memiliki akses ke teknologi yang diperlukan (84%) untuk memanfaatkan data.

Satu dari lima (21%) pimpinan layanan kesehatan merasa bahwa pelatihan dan pendidikan staf akan menjadi salah satu cara terbaik untuk membantu fasilitas mereka melakukan lebih banyak hal dengan data.

Mengatasi tantangan seperti silo data, keterbatasan infrastruktur teknis, masalah privasi dan keamanan data, kesulitan dalam mengelola volume data yang tinggi akan semakin meningkatkan pemanfaatan data.

Halaman:

Editor: M. Zaenuri

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Tips Rawat HP Agar Tidak Cepat Panas

Selasa, 2 Mei 2023 | 11:39 WIB

Tips Beli HP Idaman Namun Budget Minim

Senin, 1 Mei 2023 | 11:48 WIB

Ada yang baru ni di Fitur status Whatsapp. cobain yuk

Kamis, 9 Februari 2023 | 06:00 WIB

Berikut Ulasan Lengkap Mengenai Fitur Oppo A96

Minggu, 5 Februari 2023 | 06:15 WIB

Tiga Jenis Rem Cakram Mobil Yang Perlu Anda Ketahui

Kamis, 26 Januari 2023 | 16:51 WIB
X