Oase  

Sebelum Berangkat Umrah yuk intip dulu tata caranya Umrah

Jurnalindo.com, – Bagi anda yang sudah lama menabung untuk umrah dan akhirnya mendapatkan kesempatan ke Baitullah, semoga menjadi haji yang berkah. Adapun sebelum ke sana, tidak ada salahnya untuk mengetahui tata cara umrah agar ibadah Anda lebih lengkap.

Meski hampir mirip dengan menunaikan ibadah haji, tata cara umrah cukup berbeda jika diperhatikan.

Apalagi dari segi waktu, rangkaian ibadah umrah bisa dilakukan dalam waktu singkat, sekitar 10-14 hari. Tak heran jika yang menjalani ibadah ini sering disebut dengan haji kecil.

Melansir dari jd.id dan Kementerian Keagamaan (Kemenag) Indonesia, umroh dilihat dari segi bahasa memiliki arti berziarah.

Baca Juga: Benarkah Jika Mengatakan Umrah Yang Mabrur Dan Mabruroh?

Sementara menurut istilah, umroh adalah mengunjungi Baitullah (Kabah) dengan melakukan serangkaian ibadah seperti tawaf, sa’i, dan tahalul (mencukur rambut) untuk mengharapkan ridho Allah SWT.

Hukum ibadah umrah berbeda untuk setiap imam. Sebagaimana dikutip Imam Syafi’i dan Imam Hambali, hukum umrah adalah wajib sekali seumur hidup bagi yang mampu.

Sedangkan menurut Imam Malik dan Imam Hanafi hukumnya adalah sunnah muaqad (sunnah yang sangat dianjurkan).

Lantas kapan ibadah umrah bisa dilakukan? Berbeda dengan ibadah haji yang selalu dilaksanakan pada bulan Dzulhijjah, umrah dapat dilakukan kapan saja, kecuali pada saat-saat tertentu yang dianggap suci bagi jamaah yaitu pada tanggal 9, 10 dan hari Tasirik (3 hari setelah Kurban Bayram). 

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, dalam melaksanakan umrah di Rumah Allah langkah-langkahnya sangat singkat jika dibandingkan dengan haji, karena dilihat dari rukunnya saja, umrah tidak perlu berhenti di Arafah.

Rukun umrah hanya terdiri dari lima jenis: ihram, tawaf, sai, pembubaran, dan perintah. Rukun-rukun tersebut akan dijelaskan secara rinci dalam tata cara umrah berikut ini.

1. Persiapan 

Mengingat ibadah umroh dilakukan di tempat yang suci, karena itu sebelum umroh sebaiknya kamu membersihkan diri terlebih dahulu dengan melaksanakan mandi junub. Mandi junub atau gushl adalah mandi besar yang wajib dilakukan untuk menghilangkan hadas kecil hingga besar.

Baca Juga: Semoga dokan saja secepatnya ungkap kabar Umroh Rizky Billar dan Keluarga

Adapun tata cara melakukan mandi junub yakni: Niat, membasuh telapak tangan, membersihkan kemaluan, mencuci tangan, berwudhu, membasahi bagian kepala hingga seluruh badan termasuk lipatan-lipatan tubuh yang tidak boleh terlewatkan.

2. Melakukan ihram dari miqat

Ihram menjadi titik awal ketika kamu ingin melakukan ibadah umroh. Bisa dikatakan di saat inilah niat yang harus kamu ucapkan saat menjalankan rangkaian ibadah umroh atau haji.

Namun, dalam praktiknya ini tidak bisa dilakukan disembarang tempat, melainkan hanya dari miqat makani yang telah ditentukan. Apa itu miqat makani? Ini adalah batas tempat dimulainya ibadah haji dan umroh.

Mengutip dari Buku Tuntunan Manasik Haji yang dikeluarkan oleh Kemenag, untuk miqat makani jamaah umroh Indonesia, bisa dilakukan di Bir Ali (Zulhulaifah), asrama haji embarkasi, di dalam pesawat saat kapal udara melintas di Yalamlam atau Qarn al-Manazil, Bandar Udara King Abdul Aziz (KAIA) Jeddah dan Ji’ranah dan tanah halal lainnya.

Setelah sampai di tempat tersebut, maka ucapkanlah niat umroh dengan tulus yaitu: Nawaitul umrata wa ahramtu bihi lillahi ta’ala labbaika Allahumma ‘umratan.

Artinya; Aku niat melaksanakan umrah dan berihram karena Allah SWT. Aku sambut panggilan-Mu, ya Allah untuk berumrah.

3. Melakukan amalan sunah ihram dan menjauhi larangannya

Masih mengutip dari sumber Kemenag, dalam ihram ada beberapa amalan sunah yang sangat dianjurkan dan beberapa larangan yang harus dijauhi agar ibadahmu tidak batal, kamu bisa perhatikan jenisnya berikut ini.

Tata cara umrah dengan memperbanyak amalan sunah sebelum ihram:

  • Mandi
  • Memakai wangi-wangian pada tubuh
  • Memotong kuku, merapikan jenggot, rambut ketiak dan bulu kemaluan
  • Memakai kain ihram berwarna putih
  • Salat sunah ihram dua rakaat

Larangan saat ihram bagi jamaah laki-laki

  • Memakai pakaian bertangkup (pakaian yang antar ujung kain disatukan secara permanen
  • seperti celana atau baju)
  • Memakai kaos kaki atau sepatu yang menutupi mata kaki dan tumit
  • Menutup kepala yang melekat seperti topi atau peci dan sorban.

Larangan saat ihram bagi jamaah perempuan

  • Menutup kedua telapak tangan dengan kaos tangan
  • Menutup muka dengan cadar.

Larangan bagi jamaah laki-laki dan perempuan ketika sedang melakukan ihram

  • Memakai wangi-wangian kecuali yang sudah dipakai dibadan sebelum niat haji/umrah;
  • Memotong kuku dan mencukur atau mencabut rambut dan bulu badan
  • Memburu dan menganiaya/ membunuh binatang dengan cara apa pun, kecuali binatang yang membahayakan jamaah
  • Memakan hasil buruan
  • Memotong kayu-kayuan dan mencabut rumput
  • Menikah, menikahkan atau meminang perempuan untuk dinikahi
  • Bersetubuh dan pendahuluannya seperti bercumbu, mencium, merayu yang mendatangkan syahwat
  • Mencaci, bertengkar atau mengucapkan kata-kata kotor
  • Melakukan kejahatan dan maksiat
  • Memakai pakaian yang dicelup dengan bahan yang wangi

4. Memperbanyak mengucapkan kalimat talbiyah saat menuju Ka’bah

Tata cara umroh selanjutnya yang tidak boleh terlewat adalah dengan memperbanyak membaca kalimat talbiyah selama perjalanan menuju ke Makkah atau Ka’bah.

Sebagaimana kalimat ini juga sering diucapkan oleh Rasululloh Shalallahu alaihi wassalam, ketika melakukan haji dan umrah. Berikut bacaannya:

“Labbaikallahumma labbaik, labbaika laa syarika laka labbaik. Innal hamda wannikmata laka walmulka laa syarikalak.”

Artinya: Aku menjawab panggilan-Mu ya Allah, aku menjawab panggilan-Mu, aku menjawab panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku menjawab panggilan-Mu. Sesungguhnya segala pujian, kenikmatan dan kekuasaan hanya milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu.

5. Persiapan saat memulai aktivitas di Ka’bah

Saat sampai di Makkah kamu boleh berhenti mengucapkan kalimat talbiyah tersebut.  Kemudian dilanjutkan dengan berwudu bagi mereka yang batal atau tidak punya wudu, sebab pada momen ini menjadi pertanda kamu akan melakukan tawaf atau mengelilingi Ka’bah.

Tawaf harus dilakukan dalam keadaan suci dari hadas kecil maupun besar. Lantas bila jamaah telah sampai di Masjidil Haram, disunahkan pula untuk masuk ke area masjid dengan mendahulukan kaki kanan disertai dengan doa sebagai berikut:

“Bismillahi, washolatu wassalamu ala rasulullah, allohummaftahlii abwaaba rohmatika, audzubillahil adhimi wabiwajhihilkariim wasulthonihilqodiim minasyaithoinnirajiim”.

Artinya: Dengan nama Allah, semoga shalawat dan salam dicurahkan kepada Rasulullah. Ya Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu’. ‘Aku berlindung kepada Allah Yang Mahaagung dan dengan WajahNya Yang Mahamulia serta KekuasaanNya Yang Mahaazali dari setan yang terkutuk.

6. Tata cara umroh juga dengan melakukan tawaf 7 kali

Ibadah tawaf adalah aktivitas yang dilakukan untuk mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali, dimulai dari Hajar Aswad dan diakhiri di Hajar Aswad juga. Pada momen ini kamu disunahkan menyentuh dan mencium Hajar Aswad.

Jika tidak memungkinkan karena sulit untuk dicapai, setidaknya kamu bisa mengusap Hajar Aswad dengan tangan kanan, sambil mengucapkan doa di bawah ini.

“Bismillah wallahu akbar, allahumma imanan bika wa tashdiqan bi kitabika wa wafaan bi ‘ahdika wat tiba’an li sunnati nabiyyika muhammadin shallahu ‘alaihi wa sallam.”

Artinya: “Dengan nama Allah, dan Allah Maha Besar, Ya Allah! Dengan beriman kepada-Mu, membenarkan Kitab-Mu (Al-Qur’an), setia kepada janji-Mu dan dengan mengikuti Sunnah Nabi-Mu (aku berthawaf di sekeliling Ka’bah ini).”

7. Melaksanakan salat Sunnah di makam Nabi Ibrahim Alaihissalam

Selanjutkan kamu juga disunahkan untuk melakukan salat dua rokaat di belakang makam Nabi Ibrahim Alaihissalam bila memungkinkan atau bisa melakukan salat di manapun asalkan masih di areal Masjidil Haram.

8. Tata cara umroh juga wajib melaksanakan Sa’i

Setelah selesai melakukan tawaf di Ka’bah, lalu melanjutkan dengan melaksanakan Sa’i dari Shafa dan Marwa sebanyak tujuh kali dan berakhir di bukit Marwa.

Momen ini mengingatkan kita pada kisah Siti Hajar istri dari Nabi Ibrahim yang berlari-lari di antara bukit Shafa dan Marwa untuk mendapatkan setitik air (air zam-zam) untuk anaknya Nabi Ismail Alaihissalam.

Adapun saat melakukan ibadah Sa’i disertai dengan doa Sa’i berikut ini:

‘Ibda’ bima bada’allah’

Artinya: “Mulailah dengan apa yang dimulai oleh Allah.”

Dan juga perbanyak doa berikut ini:

“La ilaha illallah wahdahu la syarika lah lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syaiin qadir, la ilaha illallah wahdahu anjaza wa’dah wa nashara ‘abdah wa hazamal ahzaba wahdah.”

Artinya:“Tiada tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, Pemilik kerajaan dan pujian dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tiada tuhan selain Allah semata, Dia melaksanakan janji-Nya, menolong hamba-Nya dan mengalahkan bala tentara musuh sendirian.”

9. Tahalul (Mencukur Rambut)

Tahalul merupakan tata cara umroh yang terakhir, ditandai dengan mencukur rambut. Bagi kaum Adam dianjurkan untuk mencukur gundul rambutnya, sedangkan untuk wanita cukup dengan mencukur rambut kira-kira seujung jari.

10. Tertib

Jika sudah sesuai dengan rukun dan tata cara umroh yang dianjurkan Rasululloh, insyallah ibadahmu sudah sempurna.

Dengan selesainya melakukan tahalul dan ibadah lainnya, berarti selesai sudah pelaksanaan tata cara umroh-mu yang diharapkan bisa dilaksanakan dengan sempurna. Dengan begini, ibadahmu bisa afdal serta semakin mempertebal keimanan kepada Allah Subhanahuwatta’ala.

(Nada/Ara)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *