Oase  

Patut Dicontoh, 6 Sifat Mulia Murid Rasulullah SAW

jurnalindo.com – Hijrahnya Rasulullah SAW ke Madinah akhirnya membukakan jalan baru atas dakwah Islam. Beberapa kaum Muhajirin murid Rasulullah yang mempunyai saudara ataupun kenalan tinggal di kota Madinah, maka akan tinggal dengan keluarga dan kenalan mereka.

Tapi, masih banyak sebagian Muhajirin tak mendapat tempat tinggal, termasuk sebelum terjadinya Perang Khandaq. Sesudah membangun Masjid Nabawi, Baginda Rasulullah membuat serambi masjid menjadi tempat tinggal sahabat yang tak memiliki rumah.

Tempat inilah yang mereka tempati untuk fokus mendalami Al-Qur’an yang Rasulullah ajarkan dan juga ikut berjihad membersamai beliau. Mereka ini yang dapat kita sebut sebagai Ahlus-Suffah. Istilah As-Suffah sendiri mempunyai banyak arti.

Kita bisa mengartikan Suffah dengan serambi dari Masjid Nabawi yang Rasulullah bangun enam bulan sesudah beliau hijrah. Atau setelah Allah SWT memindahkan kiblat bagi kita kaum muslimin pada awalnya ke arah Baitul Maqdis beralih ke arah Masjidil Haram.

Para Ahlus-Suffah yaitu orang yang menempati Suffah atau serambi milik Masjid Nabawi. Tapi, mereka tidak hanya menumpang tinggal, melainkan sebagai santri atau murid Rasullullah dari lembaga pendidikan Islam yang dipimpin langsung oleh Rasulullah.

Bukan hanya bagi kaum Muhajirin, sebagaimana kita ketahui bahwa sebagian penduduk asli kota Madinah pun juga menempati Suffah. Karena memilih hidup sederhana layaknya kita tahu sebagai contoh sifat dari rasul dalam kehidupan sehari-hari dan memilih fokus untuk belajar bersama Rasulullah.

Para Ulama serta ahli sejarah memiliki perbedaan pendapat mengenai jumlah murid Rasullullah yang menempati Suffah. Dari imam Nu’aim Al-Asfihani menyebutkan bahwa penghuni tetap suffah sekitar 70 murid. Sedangkan Imam Qatadah memiliki pendapat lain yaitu 900 murid lebih.

Mengenal Sifat Murid Rasulullah Ahlus-Suffah

Menurut Abu Nu’aim para sahabat-sahabat Ahlus-Suffah  yaitu Dzar Al-Ghifari, kaab bin Malik, Salman Al-Farisi, Huzaifah dan Hanzhalah. Selain itu, tahukah Anda? Bilal bin Rabah juga termasuk dalam daftar penghuni suffah. Bukan hanya itu, seperti yang kita ketahui bahwa abu Hurairah juga menjadi bagian dari penghuni Shuffah tersebut.

Apabila kita mendengar cerita kehidupan dari Ahlus-Suffah yang terkandung dalam hadits dan Al-Qur’an, kita bisa melihat bahwa murid-murid junjungan kita Rasulullah mempunyai beberapa sifat, berikut:

Menjaga Diri dari Sifat Meminta-minta

Saat Rasulullah berdakwah ke kota Madinah, ada sebagian wilayah yang cukup jauh mengirim delegasi mereka agar belajar langsung kepada beliau. Nantinya akan mengajarkan kembali pada penduduk saat pulang ke kampung halaman masing-masing. Tahukah Anda? Para utusan inilah yang kemudian menempati suffah bersama-sama.

Meski mereka hidup dengan serba kekurangan. Namun, perlu Anda ketahui, Ahlus-Suffah tak suka meminta-minta. Bila mereka sangat kelaparan, mereka menyampaikan dengan tersirat. Contohnya seperti kisah dari Abu Hurairah yang mengajak sahabatnya yang sedang lewat untuk berbincang-bincang dengan harapan mendapatkan ajakan makan bersama.

Mereka yang fakir dan tidak mampu bekerja, hal inilah yang membuat mereka memilih untuk menyibukkan diri agar terus beribadah, belajar, dan berjihad. Untuk itu, Allah SWT menganjurkan para dermawan agar bersedekah kepada orang-orang ini.

Mungkin Anda bertanya-tanya, lantas bagaimana mereka memenuhi keperluan hidup sehari-sehari. Perlu kita ketahui, saat siang hari, para Ahlus-Suffah pergi untuk mencari air. Kemudian mengumpulkannya agar dapat minum bersama.

Selain itu,  untuk menambah pengetahuan kita, sebagian lainnya dari mereka akan pergi  untuk mencari kayu. Lalu, menjualnya dan membeli makanan seperti yang ada pada HR. Muslim no. 677.

Sabar Berada dalam Kondisi Kesederhanaan

Yang perlu kita ketahui, Ahlus-Suffah juga manusia biasa, mereka pernah mengeluh atas kehidupan dunia  yang begitu sulit kepada Rasulullah. Tapi, Allah menegur mereka, sebagaimana kita ketahui dalam firman Allah terdapat pada  QS. Asy-Syura [42]: 27.

Junjungan kita Baginda Rasulullah SAW senantiasa memotivasi para Ahlus-Suffah agar sabar menjalani kehidupan dalam kesederhanaan. Sebab mereka mungkin bisa saja melupakan agama apabila mereka hidup dalam keadaan berlebihan.

Dengan sifat wajib rasul inilah yang mereka teladani dan membuat mereka pun ikhlas dan sabar akan kehidupan yang mereka jalani.

Selalu Konsentrasi saat Belajar

Seperti kita tahu kegiatan utama para Ahlus-Suffah ialah belajar langsung kepada Rasulullah SAW. Mereka menghafalkan Al-Quran beserta penjelasan dari Rasulullah lewat sunnah qauliyah atau dapat kita pahami yaitu Sunnah dari perkataan dan fi’liyah yaitu bisa kita pahami Sunnah dari perbuatan beliau.

Dalam satu kesempatan, baginda nabi Muhammad SAW bertemu dengan para Ahlus Suffah dan ia tengah mendengarkan bacaan Al-Qur’an. Dan mereka juga meneladani sifat rasul dalam kehidupan sehari-hari seperti apa yang mereka lihat.

Sifat mulia dari murid Rasulullah inilah yang wajib kita teladani, karena dalam mempelajari ilmu agama memang sangat penting untuk selalu fokus mendalaminya. Selain agar kita tidak salah dalam memahami maknanya, tentu kita juga semakin paham tentang setiap ketentuannya.

Konsisten Menjalankan Ibadah

Pada suatu ketika, ada beberapa orang yang mengungkap ketidaksukaannya terhadap para Ahlu As-Suffah, selain itu tidak mau berdekat-dekatan dengan mereka. Kemudian sampailah berita tersebut kepada Rasulullah, dan beliau segera mencari para Ahlus-Suffah, dan mendapati mereka tengah berzikir.

Berkenaan dengan hal ini, Allah memerintahkan para kaum muslimin agar sabar dengan mereka. Sebab mereka merupakan orang-orang yang selalu senantiasa berdzikir pada pagi hingga petang hari, dan selalu mengharap ridha Allah. Perintah Allah tersebut bisa kita dapati pada QS. Al-Kahf [18]: 28.

Belajar dari Rasulullah untuk Mengajar

Nabi Muhammad membekali murid beliau dengan ilmu agama yang cukup untuk bisa menjadi para pengajar yang dapat berdakwah menyampaikan ajaran Islam ke berbagai wilayah. Sebelum wafat, junjungan kita Rasulullah telah mempercayakan penghuni Suffah menjadi rujukan bacaan Alquran yang benar. Hal ini dapat kita pahami karena mereka belajar langsung dengan Rasulullah. Mereka berbuat sesuai tuntunan agama merupakan sikap meneladani sifat rasul. Tidak heran jika Rasulullah mempercayakan bacaan Alquran kepada mereka.

Berkontribusi ketika Kegiatan Masyarakat

Penghuni Suffah yang perlu kita ketahui, mereka juga sangat populer sebagai orang yang siap berpartisipasi ketika ada kegiatan kemasyarakatan. Khususnya dalam berjihad. Mereka tak hanya siap pada saat belajar, akan tetapi juga selalu siap untuk berangkat jihad berkorban nyawa dalam medan perang.

Sebagaimana yang bisa kita temukan penjelasannya dalam QS. Al-Baqarah [2]: 273. Begitulah karakter atau sifat murid Rasulullah yang pastinya sangat patut untuk kita contoh. Mereka merupakan generasi murid terbaik pernah ada, sebab yang mendidiknya merupakan orang terbaik dan kekasih Allah.

Semoga kita semua senantiasa bisa menjadi murid dan umat Rasulullah yang senantiasa rajin beribadah, menuntut ilmu, memelihara iman. Sehingga nantinya kita dapat menjadi murid yang selalu berdaya, bertumbuh, dan berkarya mengikuti murid Rasulullah yang senantiasa menebar sifat kebaikan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *