Oase  

4 Tipe dan Jenis Manusia Menurut Syekh Abdul Qadir Jailani

jurnalindo.com – Setiap manusia yang terlahir ke dunia mempunyai akal dan pikiran. Namun setiap ketidaksempurnaan manusia yang melekat pada dirinya terdapat klasifikasi macam golongan jenis manusia. Dari Ulama besar yaitu Syekh Abdul Qadir Jailani dalam kitab Futuhul Ghaib menyatakan bahwa ada 4 (empat) jenis manusia  dalam kehidupan ini.

Syekh Abdul Qadir Jailani memaparkan bahwa manusia itu terbagi empat jenis golongan. Manusia yang notabenenya terlihat dari segi wujud yang lebih sempurna dari makhluk lain, namun memiliki sifat yang beraneka ragam. Dari sini kita akan menjelaskan konsep golongan jenis manusia yang seperti apa yang dimaksud dari keempat macam manusia tersebut dan bagaimana cara menyikapi mereka.

Mengenal 4 Tipe dan Jenis Manusia dari Syekh Abdul Qadir Jailani

Manusia adalah makhluk yang paling sempurna dari ciptaan Allah yang lainnya. Dalam Islam menjelaskan bahwa proses penciptaan manusia itu berasal dari tanah, kemudian menjadi nutfah (air mani), alaqah ( segumpal darah) dan mudghah (segumpal daging) sehingga terjadilah makhluk Allah SWT yang paling sempurna, memiliki akal dan memiliki berbagai kemampuan.

Sebagai makhluk yang paling baik ciptaan-Nya, manusia terbagi dari beberapa bagian sifat dan hakikat manusia yang ada pada setiap individu masing-masing. Sebagaimana ulama ternama Syekh Abdul Qadir Jailani membagi empat jenis bagian dari manusia, yaitu;

Tipe Manusia yang Tidak Memiliki Lisan dan Hati

Jenis pertama, adalah golongan manusia yang tidak memiliki lisan dan hati, tidak menjaga perkataan mereka dan tidak pula menjaga isi hati mereka. Golongan manusia seperti ini kebanyakan hidup menyimpang dari perintah Allah SWT, mereka adalah golongan yang suka akan bermaksiat, memiliki perilaku bodoh, dan tidak mengacuhkan Allah.

Orang seperti ini kita analogikan sebagai kulit padi atau gabah yang tidak bernilai, kecuali Allah SWT mengasihi dan membimbing hati mereka untuk beriman kepada-Nya. Sebab mereka terkenal sebagai ahli maksiat, serta orang-orang yang hina.

Beliau menyatakan tidaklah kita bergaul dengan sekelompok manusia golongan ini, kecuali kita termasuk orang yang siap menjadi pembimbing, pemimpin serta penyeru agama untuk mereka.

Jika ada yang melakukan hal kebaikan tersebut, maka Allah SWT mencatatnya sebagai pejuang dan akan mendapatkan ganjaran pahala layaknya para nabi dan rasul.

Sangat sulit menemukan kebaikan yang ada pada jenis manusia golongan ini. Manusia golongan ini beserta  jajarannya, menurut Syekh Abdul Qadir mereka adalah manusia yang hidup penuh dengan lumuran dosa. Tak terkecuali jika Allah berkehendak untuk mencurahkan rahmat-Nya. Sehingga membuat mereka percaya kepada Allah dan tergerak hati dan tubuh mereka untuk taat kepada Allah SWT.

Selain itu, beliau mengingatkan manusia untuk selalu waspada agar tidak termasuk dalam golongan jenis manusia ini. Karena jika kita mengambil mereka sebagai kawan dekat apalagi bagi orang-orang yang imannya masih lemah. Maka akan mudah terpengaruh dan terjerumus ke dalam perilaku mereka.

Sekelompok orang ini juga termasuk mereka yang kelak jika tidak segera bertobat maka akan mendapatkan siksa, kemurkaan. Dan marahnya Allah SWT serta kelak akan menjadi penghuni neraka.

Apabila kita adalah ulama atau menjadi seorang ahli yang mengenal Allah dan pengajar kebaikan, maka menemui mereka dan mengajak mereka agar menaati perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya.

Jenis Manusia yang Memiliki Hati dan Lisan

Yang kedua adalah orang yang memiliki hati dan lisan, yaitu golongan orang Mukmin. Anda perlu tahu, sekelompok orang yang akan selalu dalam lindungan Allah SWT.

Mereka lebih ke arah yang benar, lebih menjaga dirinya dari perilaku tercela, menjaga hatinya hingga hati mereka selalu bersih dari hal-hal yang dapat merusak hati.

Merekalah yang tersebut sebagai  wali Allah. Setiap bentuk kebaikan ada pada mereka. Maka, sangat beruntunglah jika kita sebagai orang awam selalu berusaha untuk mendekat, berteman dan berbaur dengan golongan jenis manusia seperti ini.

Manusia yang Memiliki Lisan, tidak Memiliki Hati

Ketiga, Syekh Abdul Qadir Jailani menyebutkan golongan ini adalah manusia yang memiliki lisan (pandai berbicara). Namun, namun tidak memiliki hati. Yaitu golongan orang yang berbicara dengan ilmu. Akan tetapi, apa yang mereka ucapkan tidaklah untuk mereka mengamalkannya.

Golongan jenis manusia ini bisa kita lihat dari cara bicaranya yang begitu bijak ketika bersama orang sekitarnya, tetapi apa yang dia ucapkan luput akan pengamalannya. Sangat suka melihat dan membesar-besarkan aib orang lain

Tapi dia sendiri tenggelam dalam keajaibannya sendiri. Terlihat sebagai seorang alim dan Sholeh, namun dosanya ternilai besar terhadap Sang Maha Kuasa Allah SWT.

Beliau juga memperingatkan agar  kita tidak sampai bersinggungan dengan orang-orang golongan ini. Lantaran ucapan dari perkataan manisnya manusia golongan ini akan membuat api dosa yang ikut menyambar orang sekitarnya. Kotornya isi hati mereka dapat membinasakan orang lain.

Dan golongan mereka pula adalah orang-orang yang pandai mengajak orang lain ke jalan Allah. Akan tetapi, justru mereka sendiri jauh dari jalan Allah. Mereka menyukai dan mencela aib orang lain, padahal aib itu pula lah yang selalu melekat pada dirinya.

Selain itu, golongan mereka suka menampakkan ibadahnya pada keramaian, tetapi ketika menyendiri mereka melakukan dosa besar. Rasulullah SAW sangatlah mengkhawatirkan orang-orang seperti ini.

Zaman sekarang, golongan ini sudah banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Alkisah pada zaman dahulu  yaitu zaman Socrates, ada sekelompok orang suka berbicara dengan bijak.  Namun, tak melakukan apa-apa atas apa yang ia bicarakan.

Mereka inilah yang kita sebut sebagai kaum sofis. Saat ini kita sering kali menjumpai sekelompok orang yang memiliki ilmu namun perilaku mereka tidak mencerminkan dirinya sebagai orang yang berilmu.

Orang seperti ini suka akan menipu orang, memutar balikkan  kebenaran, serta golongan mereka adalah yang sering melakukan adanya praktik curang, seperti korupsi. Karena itu, Syekh Abdul Qadir berpesan agar jangan sampai terlena akan kepiawaian lidah mereka.

Jenis Manusia yang Disebut dalam Kerajaan Langit

Keempat, manusia yang tersebut dalam kerajaan langit ini adalah mereka merupakan hamba pilihan dan terbaik yang mengetahui Allah SWT beserta ayat-Nya. Itulah hakikat tertinggi  kedudukan manusia. Tak ada lagi tingkat yang jauh lebih tinggi, terkecuali tingkat kenabian.

Beliau berpesan agar kita jangan sampai memusuhi orang semacam ini. Sebab, bisa kualat kita nantinya. Allah SWT menitipkan pengetahuan rahasia-Nya ke dalam hati manusia dalam golongan ini.

Allah memilih mereka mendekatkan serta membimbing mereka menuju pintu kedekatan kepada-Nya, kemudian berfungsi menjadi penyeru, pemberi peringatan sekaligus hujjatullah atau sebagai argumentator bagi Allah SWT.

Tuhan menjadikan golongan mereka sebagai pemberi sekaligus penerima syafaat serta menjadikan mereka orang jujur dan amanah. Golongan Inilah tingkatan tertinggi dalam kehidupan manusia hingga hampir mencapai kedudukan kenabian.

Berhati-hatilah kita dan jangan sampai menentang dalam golongan orang-orang  ini karena nasihat dan perkataan mereka adalah jalan bagi kita untuk keselamatan yang berkah dan selalu dalam rahmat-Nya Allah SWT.

Hanya orang bijaklah termasuk yang gemar mengaudit serta introspeksi  dirinya dan memperbaiki kekurangannya, karena tujuan hidup kita sesungguhnya adalah mencari ridha Allah SWT. Hingga masuk kategori jenis masusia terbaik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *