Minat Beli Ke Pasar Tradisional Berkurang, Ini Alasanya

Jurnalindo.com Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Pati menyebut berdasarkan data bahwa Pasar yang mengalami penurunan pembeli disebabkan ada beberapa Faktor.

Kepala Disdagperin, Hadi santoso mengungkapkan di zaman serba digital ini banyak konsumen atau pembeli memilih sesuatu yang cepat dan mudah.
Sehingga daya beli masyarakat di pasar berkurang karena kalah dengan pedagang yang menggunakan Online atau Hp.

” pasar yang daya beli pembeli menurun itu Juwana sama Guangsan. pasar Gowangsan kan dulu terkenal pasar sore tetapi sekarang jam 1 sudah sepi,”ungkap Hadi saat ditemui awak media di Kantornya, pada Rabu (15/03/2023).

Baca Juga: Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Anak Sejak Dini, Inilah Cara Menjaga Kesehatan Mental Anak

Menurutnya Pembeli dengan kebutuhan yang besar kebanyakan dari rumah makan atau restoran,namun itu semua memilih cara yang gampang yaitu lewat Online.

“konsumen yang besar sekarang itu kan Warung-warung atau restoran. mereka pake Hp Telpon jadi diantar seperti mau beli bawang merah atau bawang merah sudah dikupas tinggal mengantar ke tempatnya, kalau seperti itu mereka kalah pedagang pasar yang masih menggunakan tradisional,”terangnya.

Selain itu, sambung Hadi sangat banyak pedagang bertebaran yang menggunakan sistem keliling atau mendatangi tempat lokasi, hal ini tentunya mempermudah para pembeli.

“banyak pedagang keliling sekarang di kantor-kantor di desa-desa. pakai mobil,sepeda roda tiga. dan itu penjual yang berada di pinggir jalan itu sekarang kan banyak atau namanya pasar tiban
Karena orang sekarang tidak mau ribet berangkat ke pasar,” ujarnya

Menyikapi permasalahan itu, pihaknya menganjurkan menggunakan Aplikasi yang dikeluarkan oleh Disdagperin agar dapat bersaing dengan pedagang-pedagang yang menggunakan sistem Online.

“Dari kami memiliki Aplikasi pasar Puri Online yang bisa di download lewat playstore yang sudah hampir 3 tahun ini, dan juga fasilitasnya di aplikasi itu sudah cukup lengkap dan bisa lewat WhatsApp juga,”tuturnya.

Walaupun demikian, pihaknya dirasa kurang maksimal dalam menggunakan aplikasi tersebut, Ia mengakui para pedagang di pasar yang berjualan Sembako dan Bumbu dapur umurnya sudah lanjut.

“Tetapi perkembangannya tidak bagus karena pedagang di pasar sudah berumur seperti pedagang sembako atau bumbu, ya mungkin penguasaan teknologi kurang begitu ya mas,”pungkasnya.

(Slmn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *