4 Obat Batuk Ini Diduga Sebabkan Penyakit Ginjal pada Anak di Gambia

jurnalindo.com, Jakarta – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan peringatan global untuk empat obat batuk dan pilek yang mengakibatkan kematian 66 anak di Gambia.

Keempat obat sirup tersebut yakni Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup dan Magrip N Cold Syrup.

WHO mengatakan keempat obat itu diproduksi oleh perusahaan India, Maiden Pharmaceuticals, yang diduga tidak memiliki jaminan keamanan.

Analisis laboratorium terhadap sampel dari empat produk menunjukkan bahwa semua obat minuman mengandung dietilen glikol dan etilen glikol sebagai kontaminan yang melebihi batas aman menjadi racun dan menyebabkan cedera ginjal akut.

Keluarga korban mengungkapkan bagaimana anak-anak mereka berhenti buang air kecil setelah mereka mabuk, menurut BBC. Saat kondisi anak memburuk, upaya menyelamatkan nyawanya tak lagi membuahkan hasil.

Presiden Gambia Adama Barrow mengatakan pada Jumat (10/7/2022) bahwa peningkatan kasus cedera ginjal akut yang mungkin terkait dengan parasetamol dan kematian puluhan anak dalam beberapa bulan terakhir terkendali.

Baca Juga: Dirjen WHO: Akhir pandemi COVID di depan mata

Dalam dua minggu terakhir, hanya dua kasus serupa yang dilaporkan. Pihak berwenang Gambia meluncurkan penyelidikan pada September setelah dokter melaporkan bahwa sejumlah anak mengalami gejala setelah minum parasetamol, yang dijual secara lokal untuk mengobati demam.

Maiden mengatakan perusahaan baru saja mendengar tentang kematian itu dan masih berusaha mencari tahu detailnya. Presiden Barrow mengatakan Kementerian Kesehatan Gambia bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.

Dia menambahkan, tanpa perincian lebih lanjut, bahwa beberapa sampel minuman yang dikirim ke Senegal, Ghana, Prancis, dan Swiss untuk pengujian menunjukkan tanda-tanda kontaminasi. Barrow menambahkan, Kementerian Kesehatan Gambia telah meninjau pemeriksaan kualitas obat-obatan impor dan peraturan terkait lainnya untuk memastikan tidak ada kasus serupa di masa depan. (Slmn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *